Minggu, 14 Juni 2015

Waspadai Fungsi Organ Tubuh Bila Rambut Rontok

Rambut Rontok? 



Rambut rontok dapat terjadi akibat adanya gangguan kesehatan, seperti kekurangan zat besi dan zat seng. Bagaimana cara untuk mengatasinya?

Apakah rambut Anda sering rontok? Rambut rontok tentu merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan kadang menimbulkan ketidakpercayaan diri. Namun, Anda tak perlu terburu-buru panik. Bila terdapat rambut Anda yang sedikit rontok setiap hari, hal itu bisa saja normal. Pada dasarnya, rambut akan mengalami kerontokan sekitar 100 helai per hari.

Meski demikian, rambut rontok dapat terjadi akibat adanya gangguan kesehatan. Salah satunya akibat kekurangan zat besi, terutama pada penderita anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi. Apalagi, jika kerontokan rambut disertai oleh gejala pucat, sakit kepala, jantung berdebar ataupun sesak napas.

Anemia adalah suatu kondisi ketika jumlah sel darah merah yang sehat berkurang, sehingga tidak mampu untuk menjalankan tugasnya untuk mengantarkan nutrisi dan oksigen ke jaringan, termasuk ke rambut.

Sementara itu, zat besi sangatlah penting bagi pembentukan sel darah merah. Bila tubuh kekurangan zat besi, secara langsung jumlah sel darah merah sehat akan berkurang, sehingga kemampuan membawa nutrisi dan oksigen ke jaringan tubuh otomatis ikut berkurang. Ini mengakibatkan jaringan rambut menjadi tidak kuat dan mudah rontok.
Lalu apa yang dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut?

Kebutuhan zat besi harian pada wanita usia 19-51 tahun adalah sekitar 18mg/hari dan bagi wanita hamil kebutuhannya meningkat menjadi 27 mg/hari. Sedangkan pada pria, kebutuhan zat besinya adalah 8 mg/hari.

Penuhi kebutuhan nutrisi zat besi dengan makanan-makanan sebagai berikut:
1. Zat besi bisa dikonsumsi dari bahan alami, seperti:

  • daging merah,
  • hati ayam,
  • kacang-kacangan,
  • tahu,
  • tiram,
  • sayuran hijau gelap seperti; bayam dan kangkung.


2. Untuk mempercepat penyerapan zat besi, tambahkanlah konsumsi sayur dan buah yang kaya akan vitamin C, seperti:

  • jeruk,
  • mangga,
  • pepaya dan sebagainya.


Suplemen tambahan untuk penambah zat besi juga dapat dikonsumsi. Namun, tidak semua orang yang mengalami kerontokan rambut dan kebotakan dapat sembarangan mengonsumsi suplemen tambahan zat besi. Perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter terlebih dahulu, karena kelebihan zat besi memiliki efek membahayakan bagi tubuh.


Zinc atau seng adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan dikelompokkan dalam golongan trace mineral. Namun bagi manusia, arti penting mineral zinc sebenarnya baru terungkap pada tahun 1956.

Fungsi seng terbilang sangat vital bagi kelangsungan hidup sel-sel tubuh manusia. Salah satunya sebagai zat perantara bagi lebih 70 macam enzim dan protein yang ada di tubuh manusia. Enzim sendiri berperan dalam metabolisme seluruh sel-sel ditubuh manusia, maka jika enzim-enzim tidak terbentuk sempurna, fungsi sel tubuh akan terganggu. Selain itu, seng berperan pula dalam proses pembentukan genetik, yaitu pada DNA (Deoxyribose Nucleid Acid).

Dengan konsentrasi yang cukup besar dalam tubuh yakni menempati posisi kedua setelah zat besi, seng dapat mudah ditemukan pada berbagai jenis makanan yang kaya akan kandungan protein seperti daging, kacang-kacangan dan polong-polongan.

Asupan seng yang dibutuhkan tubuh manusia sebenarnya sangat sedikit, namun ternyata penyerapan seng oleh tubuh pun sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14 mg/hari jumlah seng yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-40% saja yang dapat diserap.

Kehadiran  zat mineral lain yang tinggi dalam tubuh, seperti zat besi dan tembaga serta adanya kandungan phytat pada bayam, kangkung dan sayuran lain, ternyata menghambat penyerapan seng di mukosa usus. Namun, jika zat-zat tersebut difermentasikan, malah dapat meningkatkan penyerapan seng.

Jika Anda tubuh Anda tidak mendapat suplai seng yang cukup, biasanya akan muncul tanda-tanda atau gejala.  Berikut adalah tanda-tanda bila Anda mengalami kekurangan seng menurut U.S. National Library of Medicine :

    * Rata-rata pertumbuhan yang lambat
    * Tidak ada selera atau nafsu makan
    * Penyembuhan luka yang lambat,  muncul lesi pada kulit dan infeksi yang tak kunjung sembuh
    * Kelelahan yang hebat
    * Kerontokan pada rambut
    * Ketidaknormalan pada kemampuan mengecap rasa dan mencium bau
    * Kesulitan dalam melihat di kegelapan
    * Menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas)
    
Khusus untuk poin terakhir, kekurangan seng akan mengganggu proses pembentukan sperma dan perkembangan organ seks primer dan sekunder pada pria.

Kekurangan seng pada pria menyebabkan menurunnya fungsi testikular (testicular hypofunction) yang berdampak pada terganggunya proses spermatogenesis dan produksi hormon testosteron oleh sel-sel Leydig. Testosteron adalah hormon yang mempengaruhi libido dan ciri-ciri kelamin sekunder laki-laki.

Dalam keadaan normal atau sehat jumlah yang dianjurkan untuk pria dewasa sebanyak 15 mg per hari, sedangkan wanita 12 mg per hari. Cara aman mendapatkan zat gizi seng adalah dengan mengonsumsi makanan kaya seng.

Makanan yang kadar sengnya tinggi antara lain kerang oyster, daging sapi, hati, dan rempah/bumbu makanan (spices). Sumber makanan yang baik adalah keju cheddar, kepiting, daging kambing muda, kacang tanah, dan hewan ternak.

Selain itu, ada pula beberapa unsur makanan yang akan menghambat penyerapan seng dalam tubuh, yaitu tinggi kadar kalsium, asam fitat, dan  copper (tembaga). Untuk itu, konsumsi makanan penghambat ini perlu dikurangi jumlah dan frekuensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar